Sabtu, 06 September 2014

Kurikulum yang prematur

Tags


Assalaamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh
salam sejahtera bagi kita semua

ibarat buah yang matang karena di param. itulah perumpamaan yang penulis berikan untuk Kurikulum 2013,
kenapa, mungkin karena yang penulis rasakan memang demikian. persiapan yang apa adanya dan sosialisasi bahkan BIMTEK KUR 2013 yang diberikan terkesan seadanya.

mungkin karena pemerintah beranggapan bahwa para guru memang sudah pintar atau bisa menyerap sendiri kurikulum baru ini, namun untuk media bahkan buku pegangan Guru dan siswa pun masih belum sampai ke sekolahan saya (khususnya Pendidikan Agama Islam). apakah pemerintah mengharapkan para guru memprint out sendiri atau bagaimana,  hanya mereka yang tahu.

sebenarnya semua paradigma dunia pendidikan harus turut serta memperhatikan dan ikut mensukseskan kurikulum yang baru ini, namun tentunya semua itu harus dengan persiapan dan perencanaan yang matang. karena mengubah sebuah kurikulum itu bukanlah pekerjaan yang mudah, tentunya pemerintah seharusnya sudah mempersiapkannya dengan perencanaan yang matang. namun yang saya lihat sejauh ini kurikulum 2013 ini terkesan dipaksakan.


dari beberapa rekan yang telah mengikuti pelatihan kurikulum 2013 ini, sebagian besar masih mengaku kurang paham bahkan masih kesulitan dalam menerapkan dalam proses pembelajaran.
ada seorang pengajar mengatakan bahwa perbedaan antara kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 ini sangat besar, kalu kurikulum KTSP ini seperti ES BUAH yang masih kelihatan mana semangka, mana melon, nanas, rumput lautnya dan buah-buah yang lainnya, sedangkan kalau kurikulum 2013 di ibaratkan seperti Jus buah campur, yang tak terlihat lagi mana buah semangka, melon, nanas dan buah-buah yang lainnya. mungkinkah ini karena ketidak pahaman guru atau kurangnya sosialisasi dari pemerintah.

Menurut saya pribadi segala sesuatu itu perlu perencanaan, persiapan dan pelaksanaan yang matang. jadi sebagus apapun kurikulum kalau perencanaan, persiapan dan bahkan pelaksanaan kurang baik maka itu hanya akan menjadi sesuatu yang kurang baik dalam rangka mewujudkan cita-cita pendidikan nasional.

Tulisan ini adalah murni semata ungkapan apa yang saya rasakan.

"ketika rasa dan fikiran mulai memikirkan sesuatu itu tandanya kita masih diberi nikmat untuk berkarya"


EmoticonEmoticon