Jumat, 12 Januari 2018

Akhlaq Terpuji di Era Globalisasi

Tags



Akhlaq terpuji

Dewasa ini dengan kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat mengontrol perilaku merupakan cara yang  bijak dalam menyaring pesatnya informasi. Jika perilaku kita buruk maka hal hal yang negatif dari perkembangan teknologi akan merusak kita, tetapi apabila kita berprilaku yang baik dengan kontrol diri yang terjaga maka hal negatif dari arus globalisasi tidak akan mempengaruhi perilaku kita.
Sejak zaman Rasulullah di utus oleh Allah Swt. kemuka bumi adalah untuk memperbaikai akhlaq manusia. Betapa urgennya Akhlaq ini menjadi perhatian utama oleh Rasulullah, karena betapapun majunya kebudayaan suatu kaum namun apabila akhlaq nya buruk maka kaum tersebut akan binasa. 
Sebut saja kaum nabi Luth dengan kaumnya yang berakhlaq buruk dengan menyukai sesame jenis, maka Allah murka dengan mereka dan akhirnya dibinasakanlah mereka. Atau kaum nabi Nuh yang selalu menentang bahkan berbuat perbuatan yang tercela maka akhirnya dibinasakan oleh Allah dengan banjir yang luar biasa. Tentunya kita harus belajar dari kisah kisah para Nabi yang terdahulu, bagaimana nasib umatnya yang berakhlaq yang buruk akhirnya akan binasa dan umat nya yang berakhlak yang baik akan di muliakan oleh Allah Swt. 
Tujuan Nabi Muhammad Saw. kemuka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia, yang pada saat itu terkenal dengan kebodohan dan selalu melakukan perbuatan tercela. Sebagaiman yang diriwayatkan oleh Bukhori yang artinya “ sesungguhnya aku di utus ke dunia ini adalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq
Tugas tersebut kemudian dilaksankan oleh Rasulullah dengan sebaik baiknya. Maka dalam diri Rasulullah itu sungguh terdapat suri tauladan yang baik, yang menjadi contoh dan panutan bagi kita umatya dalam berprilaku. Nabi Muhammad Saw. mengajarkan dan menganjurkan kepada kita sebagai umatnya agar selalu melakukan akhlaq yang terpuji dan menjauhi segala bentuk akhlaq tercela. 
Sebagai seorah pemimpin umat atau Khalifa rasulullah mengajarkan bagaimana cara menjalankan pemerintahan yang baik, dengan selalu menjalankan amanah dan bersikap adil terhadap semua umatnya. Tidak membeda bedakan umatnya, bahkan sahabatnya. 
 
Sikap jujur Rasulullah sebagai seorang pemimpin tentunya harus kita contoh di era sekarang ini. Banyak sekarang ini para pemimpin yang melalaikan kejujuran sehingga banyak yang terjerumus dengan ketamakan dan perilaku tercela.
Hilangnya sikap jujur dan amanah dari seorang pemimpin akan mengakibatkan kebijakan yang diambil hanya mementingkan dirinya dan golongannya, bukankah para pemimpin itu di tuntut untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya, bukan untuk segelintir orang saja.
Sikap tamak yang bertentangan dengan ajaran Rasulullah Saw. sekarang ini bukan rahasia lagi. Banyak para pemimpin yang korupsi karena sikap tamak ini. Seandainya mereka mengikuti ajaran Nabi Muhammad yang menghimbau kepada umatnya untuk bersifat Qanaah yaitu merasa cukup dengan apa yang telah diberikan oleh Allah Swt. Maka perilaku korupsi tidak akan terjadi.
Karena sikap tamak ini orang akan gelap mata dan akhirnya melakukan perbuatan tercela, merasa kurang dengan apa yang ada, merasa apa yang dimilikinya tidaklah cukup dan akhirnya akan mengambil apa yang bukan haknya.
Perilaku boros pun di zaman sekarang ini ibaratnya sudah menjadi trensenter, dimana dapat kita saksikan seseorang mempunyai beberapa mobil yang mewah dengan harga yang cukup mahal. Hal ini tentunyapun sangat  bertentangan dengan apa yang di ajarkan oleh Rasulullah Saw. bahkan mendapat larangan dari Allah Swt. Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk hidup sederhana dan hemat, membelanjakan harta dengan seperlunya dan untuk hal hal yang penting. Bukan berlomba lomba untuk menampakkan diri bahwa dirinya kaya dan hebat. bukan kah Allah di dalam Al Quran telah menjelaskan di  dalam surah Al Israa ayat 27:
إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورٗا ٢٧
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”
Sudah jelaslah dari ayat di atas Islam melarang umatnya bersifat boros terhadap harta yang dimilikinya. Boros maksudnya adalah berlebih lebihan dalam membelanjakan harta dan membeli sesuatu tanpa dipikirkan kegunaanya. Orang yang boros selalu memperturutkan dan memuaskan hawa nafsunya. Dia tidak pernah berfikir bahwa kebiasaan buruknya itu akan mecelakakan dirinya sendiri dikemudian hari. Sikap boros akan mengurangi hartanya sedikit demi sedikit dan akhirnya akan bangkrut dan jatuh miskin.
Sudah patutlah sekarang ini kita kembali mencontoh perilaku Rasulullah Saw. karena perilaku Beliau merupakan perilaku terpuji yang pastinya di sukai oleh Allah Swt. Dengan kembali mencontoh perilaku terpuji dari Rasulullah kita akan kembali kejalur yang benar dan insya Allah apa yang kita kerjakan akan mendapat ridha dari Allah Swt.


EmoticonEmoticon