Sabtu, 06 Januari 2018

Penilaian Sikap pada Kurikulum 2013

Tags



Sikap atau perilaku merupakan instrument yang penting dalam penilaian, oleh karena itu seorang pendidik tidak boleh mengesampingkan penilaian terhadap sikap peserta didik. Kecerdasan intelektual harus di dukung pula oleh sikap yang baik dari peserta didik, jangan sampai hanya mengutamakan aspek pengetahuan tapi mengabaikan sikap perilaku peserta didik.
Kali ini saya akan menyampaikan sedikit mengenai penilaian sikap, semoga dapat menjadi referensi dan bermanfaat bagi kita semua.

Penilaian Sikap

Penilaian  sikap  dimaksudkan  sebagai  penilaian  terhadap  perilaku  peserta  didik dalam  proses  pembelajaran  kegiatan  kurikuler  maupun  ekstrakurikuler,  yangmeliputi  sikap  spiritual  dan  sosial.  Penilaian  sikap  memiliki  karakteristik  yang berbeda  dari  penilaian  pengetahuan  dan  keterampilan,  sehingga  teknik  penilaian yang  digunakan  juga berbeda.  Dalam  hal  ini,  penilaian  sikap  lebih  ditujukan  untuk membina  perilaku  sesuai  budipekerti  dalam  rangka  pembentukan  karakter  peserta didik sesuai dengan proses pembelajaran. 

a.  Sikap spiritual
Penilaian  sikap  spiritual  (KI-1),  antara  lain:  (1)  ketaatan  beribadah;  (2) berperilaku  syukur;  (3)  berdoa  sebelum  dan  sesudah  melakukan  kegiatan;  dan (4)  toleransi  dalam  beribadah.   Sikap  spiritual  tersebut  dapat  ditambah  sesuai karakteristik satuan pendidikan. 

b.  Sikap Sosial
Penilaian  sikap  sosial  (KI-2)  meliputi:  (1)  jujur  yaitu  perilaku  yang  didasarkan pada  upaya  menjadikan  dirinya  sebagai  orang  yang  selalu  dapat  dipercaya dalam  perkataan,  tindakan,  dan  pekerjaan;  (2)  disiplin  yaitu  tindakan  yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan;(3)  tanggung  jawab  yaitu  sikap  dan  perilaku  peserta  didik  untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa; (4) santun yaitu  perilaku  hormat  pada  orang  lain  dengan  bahasa  yang  baik;  (5)  peduliyaitu  sikap  dan  tindakan  yang  selalu  ingin  memberi  bantuan  kepada  orang  lain atau  masyarakat  yang  membutuhkan;  dan  (6)  percaya  diri  yaitu  suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sikap sosial tersebut dapat ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.

c.  Teknik penilaian Sikap
Penilaian  sikap  di  sekolah  dasar  dilakukan  oleh  guru  kelas,  guru  muatan pelajaran  agama,  PJOK,  dan  pembina  ekstrakurikuler.  Teknik  penilaian  yang digunakan  meliputi:  observasi,  wawancara,  catatan  anekdot  (anecdotal  record), catatan  kejadian  tertent  (incidental  record)  sebagai  unsur  penilaian  utama. Sedangkan  teknik  penilaian  diri  dan  penilaian  antar-teman  dapat  dilakukan dalam  rangka  pembinaan  dan  pembentukan  karakter  peserta  didik,  sehingga hasilnya  dapat  dijadikan  sebagai  salah  satu  alat  konfirmasi  dari  hasil  penilaian sikap oleh pendidik. 
Dalam  penilaian  sikap,  diasumsikan  setiap  peserta  didik  memiliki  karakter  dan perilaku  yang  baik,  sehingga  jika  tidak  dijumpai  perilaku  yang  menonjol  maka nilai sikap peserta didik tersebut adalah baik,  dan sesuai dengan indikator yang diharapkan.  Perilaku  menonjol  (sangat  baik/kurang  baik)  yang  dijumpai  selama proses pembelajaran dimasukkan ke dalam catatan pendidik. Selanjutnya, untuk menambah  informasi,  guru  kelas  mengumpulkan  data  dari  hasil  penilaian  sikap yang  dilakukan  oleh  guru  muatan  pelajaran  lainnya,  kemudian  merangkum menjadi  deskripsi  (bukan  angka  atau  skala).  Penilaian  yang  utama  dilakukan oleh  guru  kelas  melalui  observasi  selama  periode  tertentu  dan  penilaian  sikap tidak  dilaksanakan  pada  setiap  kompetensi  dasar  (KD).  Penilaian  sikap  dapat dilakukan  melalui  teknik  observasi,  wawancara,  penilaian  diri,  dan  penilaian antarteman, selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas.  Hasil  penilaian  sikap  berupa  deskripsi  yang  menggambarkan  perilaku peserta  didik.  Hasil  akhir  penilaian  sikap  diolah  menjadi  deskripsi  sikap  yang dituliskan  di  dalam  rapor  peserta  didik.  Penilaian  sikap  spiritual  dan  sosial dilaporkan  kepada  orangtua  dan  pelaku  kepentingan  sekurang-kurangnya  dua kali  dalam  satu  semester.  Laporan  berdasarkan  catatan  pendidik  hasil musyawarah  guru  kelas,  guru  muatan  pelajaran,  dan  pembina  ekstrakurikuler. Pelaksanaan penilaian sikap spiritual  dan sosial    dilakukan setiap hari  pada saat pembelajaran  dan  di  luar  pembelajaran  dengan  menggunakan  stimulus  yang disiapkan guru. Respon atau jawaban yang diberikan peserta didik dicatat dalam lembar  observasi  disiapkan  oleh  guru.  Penilaian  sikap  spiritual  dan  sosial  juga dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  penilaian  diri  dan  penilaian  antarteman. Hasil  penilaian  diri  dan  penilaian  antarteman  digunakan  guru  sebagai  penguat atau konfirmasi hasil catatan observasi yang dilakukan oleh guru.Stimulus  atau  lontaran  kasus  yang  diberikan  guru  hendaknya  dalam  rangka pembentukan  sikap dan perilaku  baik  sesuai agama peserta didik, hubungan dengan  Tuhan  (akhlak  mulia),  hubungan  dengan  sesama  serta  hubungan dengan  lingkungan.  Melalui  aspek  tersebut  diharapkan  peserta  didik  memiliki sikap  budipekerti  luhur,  sikap  sosial  yang  baik,  toleransi  beragama,  dan  peduli lingkungan. 


EmoticonEmoticon